Minggu, 13 Januari 2008

Penyakit Pemuda Muslim

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling Mulia, Nabi Muhammad saw.

Topik pembahasan kali ini adalah ”Penyakit-penyakit Pemuda Muslim.” Saya akan menyebutkan beberapa penyakit tersebut, kemudian menjelaskannya dengan ungkapan yang mudah dipahami oleh teman-teman semua.

Diantara penyakit-penyakit pemuda saat ini adalah :

1. Lemahnya hubungan dengan Allah;

2. Takut kepada selain Allah swt. dan lemah dalam bertawakal;

3. Dalam menjalankan agama, tidak mempedulikan fikih;

4. Banyak pemuda merasa dipinggirkan dalam hidupnya;

5. Terlalu menyalahkan diri, dan tidak percaya diri, atau istilah jaman sekarang mah tidak PD, atau bahasa kulonnya ”Have no Convidence”

6. Kurang sabar dalam menghadapi cobaan (mudah putus asa)

7. terpengaruh kemajuan era globalisasi (seringkali ada yang menyebutkan istilah GAUL);

8. Tidak memiliki semangat juang ditambah dengan depresi dan rasa putus asa;

9. Terlalu berfikiran positif yang hanya berdasarkan pengamatan selintas;

10. Menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak terlalu penting (contoh hiburan dan menunda-nunda waktu);

11. Tidak mau menggali potensi dan bakat diri; dan

12. Lemahnya hubungan antara pemuda, da’i dan ulama.

1. Lemahnya hubungan dengan Allah

Sesungguhnya, antara hamba Tuhannya, terdapat suatu tali yang tak pernah terputus, sementara tali yang menghubungkan manusia sering putus.

Suatu ketika, ada beberapa sahabat yang mengadakan perjalanan bersama Rasulullah saw. Dalam perjalanan itu, para sahabat bertanya kepada Rasulullah, ”Wahai, Rasul, apakah Tuhan kita dekat sehingga cukup berbisik dengan-Nya, ataukah Tuhan kita jauh sehingga mesti memanggil-Nya,

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a, apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah [2]: 186)

Seorang hamba hendaknya selalu mengangkat kedua tangannyakepada Allah swt., hingga Dia mendengar dan mengabulkan do’anya.

Hubungan hamba dengan Allah dapat melalui berbagai macam ibadah, diantaranya yang paling agung adalah shalat.

Shalat disebut juga dengan shalah (hubungan), karena dapatmenghubungkan hamba dan Tuhannya.

Seorang hamba yang saleh berkata, ”Selamat atasmu, wahai anak adam. Siramkanlah air dingin untuk berwudhu dan masuk ke rumah Allah swt.” Di ”rumah” inilah para penguasa dan rakyat berkumpul. Begitu pula pedagang dan orang miskin. Mereka berkumpul untuk mendengar pembicaraan seorang pemimpin yang menyerukan kewajiban syariat kepada Allah swt.

Diantara bentuk hubungan hamba dengan Allah adalah do’a. Inilah yang sudah hilang dari kita. Kita harus selalu mengangkat tangan untuk berdo’a kepada Allah swt. yang Maha Esa. Sesungguhnya, Allah swt. senang terhadap hamba-Nya yang sering meminta kepada-Nya, dan murka jika jika tidak dipinta. Berbeda dengan manusia, jika diminta ia akan marah. Seseorang jika sering dimintai sesuatu, maka ia akan semakin marah. Sedangkan Allah, semakin kita sering meminta kepada-Nya, semakin Dia cinta pada kita.

”Dalam rumah ini berdoa’alah kepada Tuhanmu dengan rendah dir dan suara yang lembut. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.” (al-A’raf [7]: 55)

BERSAMBUNG.....